Sambut Ramadhan, Masyarakat Pulau Saugi Tak Lagi Sahur Gelap-Gelapan

By Admin

nusakini.com--Anas, lelaki usia 50-an itu tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, usahanya bersama Kepala Desa yang tak kenal lelah menyampaikan usulan kepada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat telah berbuah. Di Pulau Saugi, Desa Mattiro Baji, Kabupaten Pangkajenen Kepulauan (Pangkep), kini hadir hamparan panel surya berkapasitas 50 kWp yang mencukupi kebutuhan listrik untuk 130 rumah, sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat dari pembiayaan APBN tahun anggaran 2017. 

Dengan jalan yang sedikit tertatih, Anas yang juga seorang Sekretaris Desa mengajak kami melihat lebih dekat ke "kebun surya" kebanggaan masyarakat Pulau Saugi. "Saya bersyukur sekali, malam di sini jadi terang, lampu jalanan juga ada, dulu kita pakai senter kemana-mana," ceritanya kepada tim www.esdm.go.id, di Pulau Saugi, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (8/5).

PLTS tersebut diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan 9 Mei 2017, bersama 20 pembangkit energi terbarukan lainnya di Sulawesi Selatan, setelah lebih dulu beroperasi sejak akhir 2017. 

Anas mengaku sangat senang, kini listrik menyala sepanjang malam hingga pukul 7 pagi. Terlebih saat menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang tinggal menghitung hari. "Dulu kendalanya dengan genset kalau masuk Bulan bulan suci Ramadhan, untuk sahur genset nyala lagi, sehingga warga bayarnya dua kali, Rp 8.000 sehari. Mahal sekali. Sekarang tidak khawatir penerangan ada sampai pagi, tidak lagi gelap-gelapan," ungkapnya sambil sesekali menatap bangga hamparan panel surya yang ada di depan kami. 

Ia menuturkan, sebelum adanya PLTS Terpusat ini, kebutuhan listrik dan penerangan warga pulau yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan ini dipenuhi dengan genset swadaya, menyala dari jam 5 sore hingga jam 9 malam. "Warga bayar iuran Rp 4.000 per hari untuk membeli solar, Rp 120.000 sebulan, itupun hanya nyala 4 jam. Sekarang kami hanya bayar Rp 20.000 per bulan untuk pemeliharaan. Hemat sekali, anak-anak juga bisa belajar sampai malam," ujar Anas. 

Listrik dari PLTS Terpusat selain dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat yang berada di Desa Mattiro Baji dengan daya 600 Wh per rumah, juga dimanfaatkan untuk Masjid, Puskesdes, MCK, Balai Desa dan Sekolah dengan daya yang berbeda-beda sesuai kebutuhan. "Ibu-ibu sekarang juga bisa buat kue di malam hari, membantu ekonomi keluarga," ungkap Anas. 

Selain kini Pulau Saugi terang di malam hari, lanjut Anas semangat saling memiliki juga semakin kuat dengan hadirnya PLTS di pulau mereka. "Dari mulai membangun kita bersama-sama. Sekarang akan dibentuk tim semacam koperasi. Nanti arahnya ke situ, simpanan dari pembayaran warga dikumpulkan untuk penggantian komponen, masih ada penyisihan disitu," tandasnya. 

Kumandang adzan Ashar mengakhiri pembicaraan kami sore itu, di tengah harapan sang Sekretaris Desa agar 3 pulau lain di Desa Mattiro Baji juga dapat menikmati listrik yang sama seperti di Pulau Saugi. "Semoga nanti saudara-saudara kami di 117 pulau wilayah Kabupaten Pangkep juga bisa segera menikmati yang kami rasakan di Pulau Saugi," harap lelaki bertubuh gempal itu bersiap mengambil air wudhu di satu-satunya masjid yang ada di Pulau itu. (p/ab)